Menyusui dan berat
badan ibu
-
Nanti menyusui anak atau tidak?
Nggak
tahu, ya.
-
Kok, nggak tahu?
Inginnya
sih, tapi aku kuatir dengan berat badanku.
-
Takut melar?
Iya
Percakapan di atas menggambarkan adanya mitos yang berkaitan
dengan bentuk tubuh ibu. Menyusui dikhawatirkan membuat tubuh ibu sukar kembali
ke bentuk aslinya yang langsing. Padahal, timbunan lemak selama kehamilan, yang
dicemaskan akan sulit menghilang itu justru lebih mudah lenyap karena digunakan
dalam proses menyusui. Timbunan lemak itu memang disiapkan agar ibu bisa
menyusui. (Lagipula, menyusui tidak berlangsung lama. Paling dua tahun. Sesudah
itu ibu bisa kembali pada pola hidup lama untuk dapat kembali pada ukuran tubuh
yang didambakan). Justru kalau tidak menyusui timbunan lemak ini akan menetap.
ASI tak mencukupi
-
Mengapa diberi susu formula? Kan ASI-nya keluar?
Kayaknya
nggak cukup tuh!
-
Dari mana tahunya?
Dia
nangis terus, sebentar-sebentar minta minum
-
Tunggu, mungkin cara menyusuinya yang belum pas.
Coba lihat, ayo sini, dibantu.
ASI diproduksi sesuai kebutuhan. Makin sering disusu, makin
banyak ASI dihasilkan. Kalau bayi mengisap dengan benar, yang dimungkinkan oleh
posisi menyusui yang benar, produksi ASI bisa dihasilkan sebanyak kebutuhan
bayi. Jadi kalau bayi pandai mengisap, berapapun yang dibutuhkannya akan
terpenuhi karena selama dia mengisap, ASI pun diproduksi. ASI memang mudah
dicerna dan diserap sehingga bayi menjadi cepat lapar. Karena itu menyusui
harus sering sesuai kemauan bayi.
Ukuran payudara
Tidak
mungkin saya bisa menyusui.
-
Kenapa?
Payudara
saya kecil.
-
Tapi lengkap kan?
Iya
sih.
Ukuran payudara yang "kecil" sering dicemaskan
sebagai penyebab kegagalan pemberian ASI. Padahal, besar kecilnya payudara
tidak berkaitan dengan kemampuan memberikan ASI. Air susu ibu dibentuk oleh
jaringan kelenjar alveoli (pembentuk ASI). Payudara besar mengandung lebih
banyak jaringan lemak. jadi yang penting, semua perangkat menyusui termasuk
normal. Besar atau kecilnya payudara tidak menjadi ukuran keberhasilan
menyusui.
Susu pertama
-
Kok belum menyusui?
Air
susunya masih kuning, belum jernih. Ini kan air susu yang pertama. Tidak baik
untuk bayi.
-
Wah, susu pertama yang namanya kolostrum atau
susu jolong itu justru melindungi bayi dari kemungkinan tertular penyakit.
Kalau dibuang, nanti dia tidak terlindung.
ASI yang keluar pada hari pertama sampai hari ke lima atau
ke tujuh memang jernih dan merupakan cairan yang berwarna kekuningan. Cairan
ini mengandung zat putih telur atau protein yang kadarnya tinggi dan zat anti
infeksi atau kekebalan. Kolostrum sangat sesuai dengan kondisi bayi di
hari-hari pertama sejak kelahirannya karena ia belum pantas menerima beban yang
akan memberatkan kerja ginjal. Kolostrum mengandung laktosa dan lemak dalam
kadar rendah sehingga mudah dicerna.
ASI dan payudara ibu
Bagaimana
ya, menyusui atau tidak?
-
Kenapa?
Kuatir
nih, nanti payudaraku jadi nggak bagus lagi
-
Wah, kalau tidak mau menyusui... ya... nggak
usah hamil saja. Kok gitu?
lbu dan suaminya perlu tahu bahwa yang mengubah
"penampilan" payudara bukanlah menyusui tetapi kehamilan. Ketika
hamil, tubuh ibu mengeluarkan hormon yang nantinya akan membentuk air susu.
Selama kehamilan, payudara pun menjadi lebih besar dari ukuran biasanya karena
sedang disiapkan untuk menyusui. "bagus" atau tidaknya payudara lebih
berkaitan dengan faktor keturunan dan usia. Menyusui atau tidak menyusui akan
terjadi perubahan pada payudara, antara lain sejalan dengan pertambahan usia.
Cobalah lihat di sekitar, adakah yang payudaranya terus bagus karena tidak
pernah menyusui? Lagipula, apakah cinta suami akan berhenti di bentuk payudara
yang berubah sesudah punya anak?
Menyusui itu repot
-
Jadi, masih ragu, mau menyusui atau tidak?
Takut
repot sih!
-
Repot kenapa? Bukankah malah lebih praktis?
Praktis
apanya? Aku akan terikat terus pada bayiku. Makan nggak bisa sembarangan. Takut
bisa mencret.
Bandingkan, lebih repot mana, menyusui atau tidak menyusui?
Kalau menyusui, ibu bisa memberikannya kapan saja dan di mana saja. Tidak perlu
membersihkan botol dan perangkatnya, tidak perlu menakar, tidak perlu repot menjinjing
semua perlengkapan, dan tidak memerlukan waktu lama untuk menyiapkan. ASI
justru sangat praktis. Kapan saja anak membutuhkan, ibu tinggal membuka
payudara dan menyodorkan puting ke mulutnya. Suhunya pasti pas. Takarannya juga
pas. lbu juga tidak perlu menjinjing apa-apa untuk membawa berbagai
perlengkapan untuk membuat susu formula. Kalau ibu merasa kurang nyaman
menyusui di tempat umum, buat model baju yang memungkinkan ibu bisa menyusui
tanpa harus mempertontonkan payudara.
sumber : http://dinkes.kulonprogokab.go.id/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=22
sumber : http://dinkes.kulonprogokab.go.id/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=22
0 comments:
Post a Comment